Selasa, 28 Februari 2012

Pertemuan Mahasiswa di Cirebon diwarnai Teror Bom dan Ancaman Pembunuhan Panitia

Pertemuan Mahasiswa di Cirebon diwarnai Teror Bom dan Ancaman Pembunuhan Panitia [/b]Pertemuan Mahasiswa di Cirebon diwarnai Teror Bom dan Ancaman Pembunuhan Panitia

Cirebon , Sabtu (25/02/12) telah berakhir Musyawarah Akbar Forum Mahasiswa Jawa Barat yang terdiri dari 24 kampus dari 17 kota se-Jawa Barat yang dihadiri oleh 96 delegasi utusan mahasiswa.

Acara dilanjutkan dengan aksi sosialisasi melalui media telekomunikasi Stasiun RRI Cirebon, namun tidak disangka ternyata RRI telah diperintah untuk menggagalkan sosialisasi maklumat mahasiswa dibuktikan dengan intervensi pihak RRI yang mau menyiarkan hasil Maklumat Musyawarah Akbar Mahasiswa dari Forum Jabar apabila poin ke 1 SBY dan Boediono Harus Turun Dari Jabatannya dirubah menjadi SBY dan Boediono Harus Memperhatikan Aspirasi Mahasiswa, dan Poin ke 2 di Hilangkan. Tentu saja panitia menolak dengan keras dan bukan hanya itu saja bahkan intimidasi yang berupa teror pembunuhan juga diterima oleh panitia diantaranya M. Zulvi Romadhona dan Yogi Maulana melalui SMS dan telpon selular pada hari panitias (23/02/12) yang bertuliskan ?Jangan Macam-Macam Kalau Masih Mau Hidup, Berhenti Sekarang Kalau Besok Masih Mau Melihat Matahari !!!.?

Bukan hanya panitia, bahkan peserta yang datang pun mengaku menerima banyak telfon dan sms dari pihak yang tidak dikenal mengenai acara forum jabar tersebut.

Selain itu, pada beberapa jam yang lalu ketika panitia masih membagikan pamflet di jalan kepada masyarakat selepas dari gedung RRI, sekitar Pukul. 15.12 Wib panitia menerima kabar bahwa kampus sedang di sterilisasi karena ada penyisiran tim gegana Polda Jabar terkait dengan adanya ancaman bom. Tentu saja panitia langsung bergegas ke kampus, mengingat data-data peserta dan proses musyawarah Forum Jabar masih berada di Sekretariat BEM di Kampus. Awalnya panitia tidak diperbolehkan masuk kampus oleh Polisi dengan alasan keamanan karena adanya ancaman bom, tentu saja panitia tidak sebodoh itu. Setelah ada satu panitia yang berhasil menerobos masuk ke dalam kampus dan menyelamatkan data-data penting tersebut, panitia berpapasan dengan polisi berpakaian sipil yang hendak ke ruangan BEM, tentu saja ingin menggeledah Sekretariat BEM namun apa daya mahasiswa sudah lebih dulu mengamankan data-data Forum Jabar tersebut.

Sampai statement ini dibuat, terror BOM itu tidak pernah terbukti. Bukan hanya itu, bahkan upaya penggagalan juga sampai kepada pihak pengelola Gedung PUSDIKLATPRI Pemprov Jabar yang membatalkan secara sepihak pada hari Jumat dini hari Pukul 01.21 Wib (7 Jam menjelang acara dimulai) karena pihak pengelola gedung mengaku di telfon oleh Setda Propinsi Jabar dengan jabatannya dipertaruhkan, apabila acara pertemuan Forum Jabar tetap dilaksanakan esok harinya (panitia memiliki bukti pembicaraannya). Perlu diketahui bahwa hasil Musyawarah Akbar Mahasiswa Jawa Barat yang diselenggarakan selama dua hari sejak tanggal 24 -25 Februari 2012 menghasilkan TRIDARMA JAWA BARAT (Tiga Rekomendasi Seruan Mahasiswa) untuk disebarkan kepada seluruh mahasiswa dan rakyat Indonesia, bahwa :

1. SBY dan Boediono Harus turun Dari Jabatannya

2. Cabut Mandat Lembaga-Lembaga Politik.

3. Akademisi Harus menjadi Pengawas Jalannya Pemerintahan Transisi.

Selain itu, dengan menghasilkan Maklumat rekomendasi tersebut tekanan yang tak kalah luar biasa juga diterima oleh Rektor kampus panitia penyelenggara, Unswagati yang diancam akan digagalkan proses perubahan PTS ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri) nya apabila acara tersebut benar-benar difasilitasi oleh pihak kampus, tentu saja hal tersebut berimbas tekanannnya kepada panitia selama acara berlangsung. (25/02/12)

sumber :
http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...itis-Mahasiswa

http://news.okezone.com/read/2012/02...asiswa-diteror

http://www.lensaindonesia.com/2012/0...xT1CI.facebook

http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...k-SBY-Boediono

http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...G6abk.facebook


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar